Keberadaan jalan tol diharapkan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi Kaltim
APINDOKALTIM.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat pertumbuhan ekonomi daerah ini minus 5,46 persen pada kuartal kedua tahun 2020. Di tengah kondisi sulit ini, Bumi Etam masih punya peluang kembali menggerakkan roda ekonomi.
Hal ini karena masih banyaknya peluang yang dimiliki. Secara geografis misalnya, posisi Kaltim yang terletak pada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II, merupakan salah satu dari 3 alur yang menghubungkan bagian selatan dan utara Indonesia yang dapat dipergunakan oleh negara asing.
Manfaat penetapan ALKI sebagai penghubung Eurasian Blue Belt, “Sehingga berperan sangat besar dalam global logistic support system dan penghubung penting dalam HASA (highly accessed sea area),” kata Kepala Bappeda Kaltim, Prof. DR. HM Aswin dalam Dialog Perdana Tim Peneliti Asia Competitiveness Institute (ACI), Lee Kuan Yew School Of Public Policy (LKYSPP), National University Of Singapore (NUS).
Peluang lain datang dari pemindahan Ibu Kota Negara yang baru. Dengan kebijakan ini, maka akan terjadi pembangunan infrastruktur. Di sisi lain, potensi perkebunan juga sangat tinggi. Produksi perkebunan daerah ini mencapai 18,42 juta ton yang didominasi kelapa sawit.
Luas perkebunan mencapai 1,38 juta ha, yang terdiri dari 88,36% kelapa sawit. Dari jumlah itu 28,12% merupakan perkebunan rakyat. Ekspor perkebunan sawit tahun 2018 mencapai 1,1 juta ton senilai US$645 juta. Atau 3,5 % dari total ekspor Kaltim. “Perkebunan kelapa sawit merupakan komoditi yang dapat diharapkan menjadi salah satu basis perekonomian wilayah kaltim di masa depan,” kata HM Aswin.
Untuk mendorong transformasi ekonomi Kaltim, pemerintah membangun Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan, Kawasan Industri Kariangau dan Buluminung, industri galangan kapal samarinda, serta menciptakan tujuan wisata.