Lahir di Madiun Jawa Timur dan sukses meraih karir di Balikpapan. Barangkali ini sedikit kisah inspiratif bagi sebagian perantau yang memutuskan hijrah ke Kaltim. Soegianto, SE adalah salah satunya. Tuntutan mencari penghidupan yang lebih baik, membuat sosok pria murah senyum ini, justru menggapai mimpi di Kota Minyak.
PEMBAWAAN yang supel, ramah dan cepat akrab, barangkali jadi modal berharga bagi pria kelahiran Madiun, 4 Februari 1962 ini. Padahal, untuk meraih mimpi hingga di posisinya saat ini, Soegianto mengaku menjalani takdir berliku.
Menempuh pendidikan dari sekolah dasar hingga SMA di Madiun, sejak lulus SMA tahun 1981 dirinya hijrah ke Batu – Malang. “Waktu itu tidak terpikir apapun, yang penting kerja dan menghasilkan uang,” tutur sosok hobi olahraga bulutangkis dan golf ini.
Setahun kemudian, hanya berbekal uang Rp 24 ribu dan dibelikan tiket kapal seharga Rp 17 ribu, bersama kawan, Soegianto “nekad” memutuskan hijrah ke Kaltim. “Saya ingat waktu itu, kami naik kapal barang dari Surabaya ke Balikpapan,” ucap pria yang favorit kuliner tahu campur ini.
Di Balikpapan, bersama 5 orang kawan dia ditampung di rumah almarhum Asmuni—yang dianggapnya sebagai orang tua angkat, di kawasan Gunung Sari. Rumah kecil dan sederhana itu, kenang Soegianto, tidak hanya menjadi tempat berteduh mereka, tapi juga keluarga ayah angkatnya.
“Untuk Tidur pun, kami berhimpitan di ruang tamu yang tidak seberapa besar. Tapi kami bersukur, tiba di perantuan masih ada yang memberikan tempat penampungan,” ujarnya.
Tak lama berselang, Soegianto yang menjadikan “Jujur dan Kerja Keras” sebagai motto hidupnya ini, memilih kerja serabutan di Perusahan Betle – salah satu kontraktor di kilang PT. Pertamina. “Kala itu, kerja apapun saya jalani, yang penting halal dan sembari mencari pengalaman,” tuturnya.
Perkenalan Soegianto di bidang perhotelan, terjadi sejak tahun 1983. Kala itu, ia melamar kerja di Hotel Bahtera sebagai staf house keeping dan tak lama berselang sempat bekerja di Restoran Shangri La Balikpapan.
Pengalaman berkarir di dunia perhotelan, kemudian berlanjut saat Soegianto memutuskan menerima tawaran bekerja di Hotel Blue Sky. “Saya memulai karier dari bawah hingga mencapai posisi sebagai director of sales antara tahun 1984 hingga 2005,” kata pria yang sempat mengenyam pendidikan tinggi di Akademi Bahasa Asing (ABA) Balikpapan dan Universitas Balikpapan (UNIBA) ini.
Sukses berkarir Hotel Blue Sky Balikpapan, Soegianto kemudian mendapat amanah menjadi General Manager di Hotel Pacific Balikpapan, di kurun waktu tahun 2005 – 2015.
Lalu, sejak tahun 2015, ia memutuskan menerima tawaran Charles – pengusaha otomotif dan kontraktor tambang batubara, untuk mengawal lahirnya Hotel Platinum Balikpapan – yang kelak melebarkan sayap dengan keberhasilan mendirikan Hotel Platinum Jogjakarta dan Hotel Platinum Tunjungan Surabaya.
KEPUASAN BATIN
Bagi Soegianto, puluhan tahun berkarir di bisnis jasa perhotelan, tentu ada suka dan dukanya. Ia yang meniti karir dari bawah, mulai staf house keeping, laundry, general manager hingga posisi direktur operasional saat ini, diakuinya menjalani kisah kehidupan yang penuh warna.
“Ada kepuasan batin yang sulit dilukiskan saat kita mampu memberikan pelayan terbaik untuk para tamu dan pengunjung hotel. Dukanya, karena jam operasional hotel itu full 24 jam, menuntut kita wajib siaga setiap waktu. Ini terkadang, membuat keluarga juga sempat komplain karena minimnya waktu bersama mereka,” papar direktur operasional Hotel Platinum ini.
Namun yang pasti, bekerja di jasa perhotelan diakuinya mampu menambah banyak kawan dan relasi. Atas dasar itu pula, Soegianto yang suka bergaul dan tidak pernah membatasi diri ini, juga dipercaya bergabung di sejumlah organisasi sosial, olahraga hingga dunia usaha di Kaltim, khususnya di Balikpapan.
Selain dipercaya menjadi Sekretaris Dewan Pimpinan Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPP APINDO) Kaltim, Soegianto juga tercatat sebagai pengurus Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kota Balikpapan. Tak hanya itu, Soegianto juga tercatat sebagai Ketua Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kota Balikpapan, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Balikpapan serta sejumlah organisasi lainnya.
Bahkan, di kalangan pengusaha di Kota Minyak, Soegianto dijuluki sosok “bertangan dingin” jika diamanahi memimpin pengelolaan manajemen hotel. Prestasi dan ramainya sebuah bisnis jasa perhotelan yang pernah diikutinya, menjadi bukti kongkret pencapaian pria bersahaja ini.
Peresmian Hotel Platinum Surabaya, Minggu 29 Mei 2022 lalu tidak lepas dari tangan dingin Soegianto, SE. Hotel ke-3 setelah Hotel Platinum Balikpapan dan Hotel Platinum Jogjakarta yang dimiliki Charles melalui PT. MIL Platinum Bersaudara ini, resmi beroperasi di Kota Pahlawan. Bahkan. Charles bersama Soegianto dan tim manajemen PT MIL Platinum Bersaudara, juga berencana membangun sebuah hotel baru lagi di dekat lokasi pembangunan ibu kota nusantara (IKN).
Berdiri di areal 3 ribu m2 di kawasan segi tiga emas Jalan Tunjungan Surabaya, Hotel Platinum dibangun 22 lantai (termasuk basement), dengan 293 kamar. Hotel ini, juga dilengkapi berbagai fasilitas seperti convention hall, live music, restoran hingga rooftop – tempat bersantai yang dapat melihat langsung keindahan Kota Surabaya dari ketinggian Hotel Platinum Tunjungan Surabaya. “Tiga hotel kami semuanya bintang 4, namun fasilitas yang ditawarkan hotel bintang 5,” tutup Soegianto.(*)
BIODATA :
Nama : Soegianto, SE
Alamat : Balikpapan Regency
Tempat Tanggal Lahir : Madiun 4 Februari 1962
Hobi : Olahraga
Motto / Kiat Hidup : Jujur dan Kerja Keras
Makanan Favorit : Tahu Campur
Pendidikan :
– SD hingga SMA di Madiun Jawa Timur
– Akademi Bahasa Asing (ABA) Balikpapan
– Universitas Balikpapan (UNIBA)
Pengalaman Organisasi :
- Ketua PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) Balikpapan
- Ketua Badan Promosi Pariwisata Balikpapan
- Pengurus KADIN Kota Balikpapan, Komite Pariwisata
- Sekretaris DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (APIND0) Kaltim
- Wakil Ketua NCPI Kaltim
- Binpres Koni Balikpapan