Geliat UMKM, Me-Restart Paradigma (Bag.27)

APINDOKALTIM.COM –  Inspirasi pelaku UMKM tidak selalu datang dengan sendirinya. Ini yang dialami dua pengusaha UMKM Balikpapan, Elin Nurkomah dan Siti Hadarah. Kisah inspiratif keduanya disampaikan saat hadir sebagai narasumber Podcast Apindo Kaltim Channel, Selasa 7 Oktober 2025.

Menurut Elin, owner Nurul Snack dengan brand “AAQU”, yang merupakan singkatan nama kedua anaknya, Agus dan Arya. Produk yang dihasilkan adalah Rengginang aneka rasa, dengan bahan baku beras ketan. “Ada 10 varian Rengginang yang saya buat, mulai rasa lumput laut, kepiting, rumput laut coklat, udang, ikan, terasi, keju, buah naga dan balado,” terangnya.

Produk Rengginang AAQU disbut Elin sudah dipasarkan di seluruh supermarket dan mini market di Balikpapan, seperti Maxi, Yova Mart, Hypermart dan Transmart. Juga di sejumlah pusat oleh-oleh, seperti Aneka Amplang dan Mentari dan lainnya “Saya bernaung di Forum UMKM Balikpapan Tengah dan usahanya

bergabung di Sentra Industri Kecil Teritip (SIKT), Jl Teritip Laut Blok A No.4,” ucap Elin yang bermukim di kawasan Karang Jati.

Produk yang sudah terdaftar di HAKI dan memiliki perizinan lengkap seperti P.Irt dan Halal, disebut Elin, bisa memproduksi 12-18 kg sekira 50 -150 Pcs Rengginang aneka rasa. “Saya awalnya hanya ingin membantu suami yang mengalami musibah kecelakaan, lalu bisa memproduksi Renginang dan sejak tahun 2008 bergabung di forum UMKM Balikpapan Tengah. Saya juga sering diajak ikut pameran oleh Dinas Koperasi dan UMKM, termasuk pameran di Dome dalam rangka Hut Dekranas yang dipusatkan di Balikpapan,” ujarnya yang berharap suatu saat rengginang produknya bisa ekspor.

Sementara Siti Hadarah, owner MfourMalika (Dapoer Malika) yang berada di kawasan Jalan Karang Jati Dalam No. 44 Rt 021 mengungkapkan, awalnya dia mengajukan nama Dapoer Malika untuk mendaftar HAKI, namun tidak lolos, lalu disetujui dengan nama “MFour Malika”.

Mulai merintis usaha dari beragam kuliner makanan basah, Siti sejak tahun 2021 mulai fokus dengan produk kacang coklat dan pastel abon, serta keripik tempe. “Produk kacang coklat memang lebih banyak peminatnya dan disukai konsumen, dimana saat lebaran lebih banyak pesanan,”ujarnya.

Sementara untuk Pastel Abon, dibuat berbagai varian, mulai ikan tuna, abon mandai dan abon sapi, yang dikemas dengan baik. “Saya produksi di rumah, dengan memasarkannya di sejumkah tempat, mulai pusat oleh-oleh hingga supermarket dan pusat belanja di Balikpapan, seperti Maxi dan Yova Mart dan Hypermart, termasuk di Bigmall Samarinda dan Palangka Raya,” tutur Siti.

Dalam seminggu, lanjut Siti, dia bisa membuat 50 Pcs kacang coklat yang belakangan banyak diminati konsumen, termasuk warga luar Balikpapan. “Saya juga ingin ekspor, karena sudah ikut pelatihan. Kendalanya, menemukan buyer untuk ekspor di manca negara,” paparnya.(*)

Penulis / Editor : Rudi R. Masykur

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *