APINDOKALTIM.COM – Hari terakhir di tahun 2021, Jumat. 31 Desember menjadi momentum pelepasan ekspor komoditi pertanian dari seluruh Indonesia. Hal itu ditandai dengan Gebyar Ekspor Pertanian 2021 dari 34 Provinsi dengan volume 1,3 juta ton senilai Rp14,4 triliun ke 124 negara, yang di pusatkan di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar. Gebyar eskpor pertanian ini mengangkat tema “Sinergi Pengawalan untuk Mewujudkan Pertanian yang Berkelanjutan dan Mendunia”.
Gubernur Kaltim diwakili Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Prov Kaltim Abu Helmi, turut mengikuti kegiatan gebyar ekspor pertanian ini secara virtual dari ruang pertemuan PT Kutai Refinery Nusantara (KRN), Kawasan Industri Kariangau, Balikpapan. Di Makassar, gebyar ekspor pertanian dihadiri langsung Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan salah satu kunci keberhasilan dari peningkatan nilai ekspor pertanian adalah sinergi antara semua pemangku kepentingan. Karena dengan berkolaborasi dan bekerjasama maka semua bisa dilakukan. Terutama terkait hal-hal yang menjadi hambatan para petani dalam upaya meningkatkan produksi komoditi pertanian.
“Sebagai contoh antara Kementerian Pertanian dan Polri ini, dalam rangka mengakselerasi peningkatan ekspor komoditi pertanian. Polri melalui Kapolda dan Kapolres di masing-masing provinsi dan kabupaten/kota, selain melakukan pengawalan juga bisa menanam jagung yang sangat potensial untuk di ekspor. Ini juga sesuai arahan Pak Presiden yang meminta kita untuk jeli membaca peluang ekspor,” kata mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini.
Asisten Perekonomian, Abu Helmi mengatakan, nilai ekspor pertanian Kaltim pada periode Januari-Juni sebesar 1,3 juta US Dolar atau senilai 18 triliun rupiah. Sedangkan total nilai ekspor Kaltim pada periode tersebut lebih ari 8 juta US Dolar. Ini menunjukkan ekspor Kaltim masih tinggi meski sepanjang tahun lalu diterpa isu Covid-19.
“Saya yakin ke depan akan semakin berkembang. Apalagi masih banyak potensi pertanian yang belum tergarap,” katanya. Produk yang belum tergarap itu bisa menjadi produk unggulan dari sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. (#)