Institut Teknologi Kalimantan
APINDOKALTIM.COM – Menyiapkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) anak-anak Kaltim dalam berkompetisi di dunia kerja, tampaknya jadi komitmen kuat DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltim.
Karena itu, Apindo mendukung penuh peningkatan kualitas SDM perguruan tinggi di Kaltim, khususnya bagi kalangan mahasiswa—agar memiliki skil dan kompetensi mumpuni untuk bersaing di pasar kerja—khususnya menyambut ibukota Negara (IKN) di Kaltim.
Pernyataan ini disampaikan Ketua DPP Apindo Kaltim M. Slamet Brotosiswoyo saat melakukan video conference dengan Rektor Institut Teknologi Kalimantan, Prof Ir Budi Santosa Purwokartiko, Ph D, Jumat (24 Juli 2020).
Menurut Rektor ITK, pihaknya satu visi dengan Apindo, agar lulusan ITK nanti bisa berkiprah dalam pembangunan Kaltim dan Indonesia. Karena selama ini, tenaga kerja strategis yang ada di Kaltim disebutnya banyak dari luar.
Karena, ITK saat ini membiasakan mahasiswa sejak awal berkompetisi, seperti mengikuti lomba nasional dan mendapatkan dana untuk penelitian. Bahkan, beberapa dosen mengirim mahasiswa keluar negeri, seperti ke Jepang dan Malaysia untuk penelitian. “Ini upaya, agar lulusan ITK berbeda dengan perguruan tinggi lainnya,” ujar rektor.
Hanya saja diakui, masih ada kelemahan dari sisi input perguruan tinggi di Kaltim masih kalah dengan perguruan tinggi di Jawa. Sebab masih banyak orang pintar di Kalimantan yang memilih kuliah ke Jawa, meskipun saat ini juga mulai banyak yang kuliah di Kaltim.
ITK sebut rektor, juga mulai mendorong mahasiswanya untuk mengikuti sertifikasi. Sehingga saat lulus, bekalnya tidak sekadar ijazah saja, tapi juga juga standar kompetisi yang mumpuni.
Sebab itu, rektor sependapat dengan Apindo—bahwa kampanye yang lebih luas perlu dilakukan ITK, agar semakin banyak masyarakat Kalimantan yang tahu keberadaan ITK.
“Kebetulan tahun 2020 ini, ITK mendapat dana dari pemerintah pusat melalui surat berharga syariah negara senilai Rp 100 miliar untuk membangun laboratorium perkuliahan lengkap. Tahun 2021, ITK juga dapat dana lagi untuk laboratorium penelitian. Sehingga, dua tahun lagi ITK sudah menjadi kampus yang layak secara infstruktur. Seperti peningkatan akses jalan masuk ke kampus dan fasilitas sarana olahraga,” ujarnya.
PROGRAM MAGANG
Prof Ir Budi Santosa menambahkan, pihaknya juga menganjurkan mahasiswa untuk mengikuti program magang 6 bulan yang dihargai setara 6 SKS (mata kuliah).
“Apindo dapat jadi jembatan program ini ke perusahaan swasta nasional, seperti ke KPC, Pertamina, Pupuk Kaltim, Berau Coal dan lainnya,” kata Ketua DPP Apindo Kaltim M. Slamet Brotosiswoyo menambahkan.
Langkah awal, kata Slamet, akan dilakukan penandatangan nota kesepahaman atau MoU (Memorandum of Understanding) ITK – Apindo Kaltim.
Sejauh ini, Apindo Kaltim disebutnya sudah ada MoU dengan Gubernur Kaltim, tentang peningkatan kualitas SDM dan sertifikasi pekerja. “Karena itu, program sertifikasi mahasiswa ITK, sangat terbuka untuk dikaitkan dengan Mou Apindo – Gubernur Kaltim ini,” ucap Slamet.
Apalagi, Gubernur Kaltim H. Israan Noor disebutnya juga mendukung penuh langkah Apindo Kaltim, memberdayakan alokasi dana corporate social responsibility (CSR) perusahaan swasta, BUMN dan BUMD di Kaltim, untuk peningkatan kualitas SDM anak-anak Kaltim.
“Harapannya, sebagian dari dana CSR dapat diinvestasikan untuk peningkatan kualitas SDM, bukan hanya berbentuk fisik. Ini, jauh lebih berharga dalam mendorong peningkatan kualitas kompetensi anak-anak Kaltim,” tukas Slamet.
PRODI BARU
Untuk diketahui, ITK diresmikan pendiriannya oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 6 Oktober 2014. Kampus yang berada di Km 15 Jalan Soekarno – Hatta Balikpapan ini didirikan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2014 tentang Pendirian Institut Teknologi Kalimantan.
Meski diresmikan tahun 2014, tapi ITK sudah memulai kegiatan akademik dengan menerima mahasiswa baru sejak tahun 2012 – 2013. Selain ITB dan ITS, dengan dibukannya ITERA dan ITK, kini pemerintah Indonesia memiliki empat institut teknologi.
ITK memiliki 14 program studi (prodi). Yakni, fisika, matematika, teknik mesin, teknik elektro, teknik kimia, teknik material dan metalurgi, teknik sipil, perencanaan wilayah dan kota, teknik perkapalan, sistem informasi, informatika, teknik industri, teknik lingkungan dan teknik kelautan.
Saat ini, ITK juga menyiapkan sejumlah prodi baru. Seperti program studi Ilmu Aktuaria, merupakan prodi yang mempelajari pengukuran dan perhitungan dampak finansial atas kejadian tak tertentu di masa yang akan datang dalam industri asuransi, keuangan dan industri lainnya—melalui penerapan matematika, probabilitas dan statistika.
“Disiplin ilmu aktuaria akan melahirkan profesi aktuaris yang mampu mengelola bisnis melalui penyusunan strategi dan pengambilan keputusan di masa depan,” terang rektor seraya menyebut, empat bidang minat terkait ilmu aktuaria ini, yakni asuransi jiwa, asuransi umum, asuransi kesehatan dan dana pensiun.
Prodi baru lainnya adalah statistik, dimana lulusan nantinya bisa bekerja di sektor akademik (dosen dan peneliti), praktisi statistik seperti konsultan data publik.
Juga prodi Arsitektur, yang mempelajari proses perancangan arsitektur, mulai bangunan sederhana, bangunan publik, mid-rise building, high rise building hingga bangunan monumental.
“Prodi arsitektur, memiliki sejumlah bidang minat, seperti perancangan arsitektur, perancang kota, arsitektur ekologi , sains dan teknologi bangunan, sejarah dan teori arsitektur, hingga arsitektur lansekap,” tutup rektor.(*)