Direktur Poltekba, Ramli SE, MM (kiri) dalam pertemuan dengan Ketua LSP KPN, Slamet Brotosiswoyo (jaket biru) dan Ketua LSP Global Migas Indonesia Ade Mahardika (empat dari kiri). Keberadaan LSP untuk meningkatkan SDM tersertifikat di Kaltim. 

APINDOKALTIM.COM –Upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) Kalimantan Timur yang tersertifikasi, menuntut sinergi berbagai pihak. Baik pemerintah sebagai regulator, kalangan industri sebagai pengguna SDM, maupun institusi pendidikan sebagai pencetak SDM.

Berkaitan dengan hal itu, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) di Kaltim menggelar pertemuan dengan salah satu sekolah tinggi terbaik di Kalimantan, Politeknik Negeri Balikpapan. Dalam pertemuan yang berlangsung di Kampus Poltekba, Rabu (30/12), Direktur Poltekba, Ramli, SE, MM menyambut baik upaya yang dilakukan LSP.

“Di kampus kami, selain memberikan ijazah bagi para lulusan, para mahasiswa juga sudah dibekali sertifikat keahlian,” katanya. Sertifikat ini, menurut Ramli dibutuhkan bagi para lulusan yang akan terjun ke dunia kerja.

“Ibaratnya, sertifikat itu merupakan bukti bahwa para lulusan itu terampil, menguasai bidang kerjanya. Sedangkan ijazah akan membantu peningkatan jenjang karir mereka,” imbuh dia. Tak bisa dipungkiri, bahwa sertifikasi profesi saat ini dibutuhkan SDM di Kaltim, karena menjadi prasayarat.

Direktur Poltekba, Ramli, SE, MM dan Ketua LSP KPN, Slamet Brotosiswoyo sepakat pererat kerjasama

Ketua LSP Konstruksi Progres Nusantara, Slamet Brotosiswoyo mengatakan, dengan tenaga kerja (naker) lokal yang tersertifikasi, maka tidak ada alasan bagi perusahaan di Kaltim mengambil naker dari luar daerah.

“Seperti yang berulangkali disampaikan pemerintah, baik gubernur maupun wali kota, bahwa perusahaan di Kaltim harus mengutamakan SDM lokal, maka sudah seharusnya tidak ada pengangguran di daerah ini jika kebijakan itu dijalankan,” kata Ketua DPP Apindo Kaltim itu.

Sayangnya, menurut Slamet, masih banyak perusahaan yang enggan memprioritaskan naker lokal dengan berbagai alasan. “Termasuk proyek RDMP Balikpapan yang minim penyerapan naker lokal. Saya dapat informasi, tidak sampai 30 persen,” ujarnya. Meski begitu, ia mengajak masyarakat Kaltim tak berkecil hati. “Mari kita persiapkan diri, tingkatkan kompetensi supaya bisa bersaing,” imbuhnya.

Politeknik Negeri Balikpapan menjadi salah satu institusi Pendidikan yang diharapkan turut mendukung keberadaan lembaga sertifikasi melalui kerjasama penggunaan tempat uji kompetensi (TUK) sewaktu.

Apalagi, Poltekba juga telah memiliki LSP P1 yang melakukan sertifikasi kepada para mahasiswa, sehingga memiliki pengalaman yang diperlukan dalam kegiatan sertifikasi.

Politeknik Balikpapan telah mengadakan kerjasama dengan Central Queensland Institute of TAFE (CQIT),  Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) dan Institut Tehnologi Bandung (ITB) dalam rangka standarisasi tenaga pengajar, transfer manajemen Perguruan Tinggi, peningkatan mutu kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan upaya penjaminan mutu internal.

Selama 2006 sampai dngan 2010, Direktur Politeknik Balikpapan dijabat Dosen ITB yang merupakan salah satu realisasi dari kerjasama tersebut. Juga dijalin kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri di kota Balikpapan dan sekitarnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *