Suasana perayaan HUT Apindo ke 69 yang digelar secara sederhana di Kantor DPP Apindo Kaltim

APINDOKALTIM.COM – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) genap berusia 69 tahun pada 31 Januari 2021. Ulang tahun organisasi yang memiliki visi menciptakan iklim usaha kondusif dan kompetitif ini dirayakan secara sederhana oleh DPP Apindo Kaltim.

Ketua Apindo Kaltim, Slamet Brotosiswoyo mengatakan organisasi telah mengalami pasang surut karena tuntutan peran. “Kepada pengusaha kita harus melindungi, sementara terhadap pekerja, kita dituntut mampu mensejahterakan,” katanya.

“Tetapi, organisasi ini di lapangan selalu berhadap-hadapan, bersilang pendapat. Contohnya di Dewan Pengupahan. Serikat pekerja selalu ingin upah tinggi, sementara Apindo sebagai representasi pengusaha, ingin upah yang wajar. Inilah terkadang yang susah mempertemukan kepentingan keduanya.”

Meski begitu, Slamet Brotosiswoyo menggarisbawahi, sejak 2010, hubungan pengusaha dengan serikat pekerja di Kalimantan Timur sangat harmonis. Sampai-sampai, situasi ini mendapat perhatian dari asosiasi buruh dari Belanda. “Bulan lalu, saya diminta berbicara di depan mereka soal hubungan baik antara serikat pekerja dan pengusaha ini.”

Ketua Apindo Kaltim tiga periode ini mengatakan, Apindo merupakan organisasi perjuangan. “Kalau tidak ada jiwa pejuang tidak akan mau jadi pengurus. Mengapa? Karena pengurus tidak digaji,” ujar Slamet.

“Tidak ada honor, tunjanan dan lain-lain. Semata-mata menjadi pengurus organisasi untuk memperjuangkan para pengusaha. Beribu-ribu, tetapi banyak pengusaha nggak mau tahu bahwa sebagian kepentingannya diperjuangkan oleh Apindo.”

Saat ini sudah ada Edaran Gubernur Kaltim yang mewajibkan perusahaan menjadi anggota Apindo untuk pembuatan Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama.

“Di Balikpapan sudah ada Edaran Walikota. Tapi belum ada respon dari pengusaha sendiri. Ini yang akan kita cari tahu,” jelasnya.

Selain soal isu terkini, Ketua Apindo Kaltim juga berbicara mengenai suksesi. “Kenapa saya pakai blankon. Ini simbol bahwa apindo sudah manula. Penutup kepala ini artinya supaya tidak kena virus.”

“Bukan saja virus covid, tapi virus macam-macem, karena kondisi saya. Ini di belakang ada 3 telor di belakang,” katanya smabil menunjuk bagian belakang blankon.

“Maknanya saya harus menelorkan kader. Karena katanya, pemimpin yang baik  harus bisa mengkaderisasi.” Saat ini, kata Slamet, ia sudah menyiapkan Wakil Ketua Apindo Kaltim, Dr. Abriantinus untuk menggantikan posisinya.

“Karena persoalan di Apindo ini sangat unik. Harus paham ketenagakerjaan, hukum, dan sebagainya. Kalau tidak punya mental pejuang, tidak akan tahan,” jelasnya.

Terkait posisinya di berbagai organisasi, wakil ketua bidang ketenakerjaan Kadin Kaltim ini akan menyerahkan kepada kader.  “Saya sudah mengundurkan diri dari wakil ketua bidang ketenakerjaan Kadin Kaltim dan tugas itu saya serahkan ke Dr. Abriantinus.”

Ia mengibaratkan burung yang mencabut bulunya sendiri. “Jangan sampai dicabut orang lain, rasanya lebih sakit. Makanya satu persatu harus saya lepas,” kata Slamet di depan pengurus  Apindo Kaltim dan sejumlah undangan.

 

 

 

 

 

 

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *