MAKIN SOLID – Pengurus DPP Apindo Kaltim foto bersama usai rapat pleno di awal tahun 2022 di kantor sekretariat di kawasan Ruko Bhumi Nirwana Balikpapan.
APINDOKALTIM.COM – Terobosan kembali dilakukan jajaran pengurus Dewan Pimpinan Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPP APINDO) Kaltim, di awal tahun 2022 ini.
Menyongsong dimulainya pembangunan ibukota negara (IKN) di wilayah Kaltim, DPP Apindo Kaltim bergerak cepat dengan merilis berbagai program dan strategi. Salah satunya, membentuk “Tim Sinergitas IKN”.
Tim yang diketuai Dr. Ir. M. Isradi Zainal, M.T., M.H., M.M., DESS-CAAE.,A.Eng, IPU ini beranggotakan sejumlah professional dan praktisi dengan latar belakang berbeda – yang semuanya berada dalam kepengurusan DPP Apindo Kaltim.
Sosok Isradi Zainal, selain dikenal sebagai Rektor Universitas Balikpapan (UNIBA) dan Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Kaltim – Kalimantan, sejauh ini juga banyak akrab dengan sejumlah pejabat terkait yang ditunjuk Presiden Joko Widodo dalam proses pembangunan IKN.
Selain Isradi Zainal, Tim Sinergitas IKN yang dibentuk Apindo Kaltim, juga diperkuat sejumlah tokoh dan professional. Seperti Joko Purwanto (mantan Ketua Asita Kaltim / pengusaha biro perjalanan), Dr. Abriantinus, MA (tokoh masyarakat dan pengusaha jasa pengamanan), Herjohn Song (pengusaha jasa konstruksi), Reza Pahlevy (dosen dan praktisi hukum) dan Rudi RM (jurnalis dan aktivitas sosial).
“Salah satu keputusan dari rapat pleno DPP Apindo Kaltim, adalah membentuk tim sinergitas IKN dan berbagai program strategis lainnya di tahun 2022,” kata Ketua DPP Apindo Kaltim, M. Slamet Brotosiswoyo di sela rapat pleno DPP Apindo Kaltim, Kamis (13/1).
Tim Sinergitas IKN, terang Slamet, tak sekadar menyiapkan langkah strategis Apindo Kaltim dalam keterlibatannya di pembangunan IKN, tapi juga akan menjadi mediator atau jembatan informasi – komunikasi antara kepentingan dunia usaha (pengusaha) dengan pihak penangungjawab pembangunan IKN, termasuk penyiapan sumberdaya manusia (SDM) anak-anak Kaltim.
Tim ini, nantinya juga akan dilengkapi data dan informasi lewat tim IT Apindo Kaltim yang dibentuk bersamaan, khususnya terkait kesiapan pengusaha Kaltim untuk berkontribusi dalam pembangunan IKN.
“Misalnya, berapa banyak pengusaha Kaltim yang bergerak di sektor jasa konstruksi, suplai ready mix, man power (tenaga kerja) dan lainnya, yang dapat diberdayakan saat pembangunan IKN dimulai,” ujarnya.
Tidak menutup kemungkinan, lanjut dia, Tim Sinergitas Apindo juga akan terlibat aktif dalam mengawal proses masuknya investasi ke Kaltim, menyusul pembangunan IKN itu.
“Saya sudah banyak dihubungi kawan-kawan pengusaha dari Batam, Jakarta dan lainnya untuk membuka jalan masuknya investasi ke Kaltim saat IKN dibangun. Misalnya, proses investasi lahan di sekitar lokasi IKN dan proyek investasi lainnya. Ini peluang bagi Kaltim dan wajib kita bantu untuk mendorong pembangunan di wilayah ini sejalan dengan pembangunan IKN,” papar Slamet.
Tugas Tim Sinergitas IKN Apindo Kaltim, sebut dia, juga punya kewajiban membangun sinergi dan kolaborasi dengan Kadin selaku payung organisasi dunia usaha, serta stakeholders lainnnya termasuk dengan kalangan perguruan tinggi. Namun dia percaya, tim yang dipimpin Isradi Zainal akan banyak melakukan terobosan positif kedepannya.
BUKAN PENONTON
Sementara Isradi Zainal mengungkapkan, pihaknya sejaun ini memiliki akses yang cukup terbuka dengan penanggungjawab pembangunan IKN. “Sepanjang pengusaha dan SDM lokal di Kaltim siap, tentu peluang itu terbuka lebar bagi kita di Kaltim untuk berkontribusi dalam pembangunan IKN,” ujarnya.
Amanah memimpin Tim Sinergitas IKN Apindo Kaltim, sebut Isradi, akan ditindaklanjuti secepatnya, khususnya dalam berkomunikasi dengan pihak penanggunjawab pembangunan IKN. Langkah ini, tegasnya, wajib berjalan seiring dengan kesiapan pengusaha dan SDM Kaltim yang dikawal Apindo Kaltim, untuk masuk dalam proyek pembangunan IKN itu.
“Saya kira, kita tidak ingin jadi penonton di rumah sendiri. Harapannya, dengan pola stragis yang dibangun melalui tim sinergitas Apindo Kaltim, kita akan mampu berbuat banyak saat dimulainya pembangunan IKN,” ucap dia.
Hal senada dikatakan Joko Purwanto, owner Trans Borneo Adventure dan mantan Ketua Asita Kaltim. Menurut Joko, pembangunan IKN tidak mungkin dihadapi pengusaha Kaltim dengan sikap “mengeluh” dan selalu berharap proteksi dari pemerintah. “Ini saatnya pengusaha Kaltim di bawah Apindo berkolaborasi dan membangun konsorsium. Sehingga, kue IKN tidak semuanya dinikmati pengusaha dari luar Kaltim,” ujarnya.
Pembangunan IKN yang diperkirakan menelan dana lebih dari Rp 500 triliun, lanjut dia, bukan hanya tergolong besar, tapi juga memerlukan syarat yang tidak mudah bagi keterlibatan pengusaha Kaltim. Namun dia optimis, melalui Apindo Kaltim, berbagai problem pengusaha lokal Kaltim dalam menyambut IKN itu, akan dapat dicarikan solusinya.(*)
Penulis : RUDI RM