Suasana pertemuan pimpinan PGN Balikpapan dengan pengurus APINDO Kaltim. 

APINDOKALTIM.COM – Peluang kerjasama kembali datang ke organisasi DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kaltim. Kali ini, PT. Pertamina Gas Negera (PGN), membuka peluang kerjasama terkait pemanfaatan gas bumi ke sektor industri dan perusahaan melalui DPP APINDO Kaltim.

“Kami melihat APINDO sebagai organisasi pelaku dunia usaha sejauh ini banyak berkiprah di Kaltim, tidak hanya dalam kegiatan hubungan industrial ketenagakerjaan, tapi juga di sektor investasi, termasuk di industri tambang batubara dan perkebunan kelapa sawit,” kata Dedy Tulus Pambudi, Area Head Balikpapan Sales and Operation Regional IV PT. Pertamina Gas Negara (PGN) saat bertemu dengan jajaran pengurus DPP APINDO Kaltim, kemarin.

Dedy yang didampingi Sutarno TW dan Fuad Hamzah dari PGN Sor IV yang berkedudukan di Balikpapan mengungkapkan, “Kami adalah salah satu anak perusahaan PT. Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi” ujarnya.

Kehadiran Pertamina Gas Negara, kata Dedy, bukan untuk menyaingi apalagi menggantikan produk bahan bakar minyak (BBM) yang sudah ada di Pertamina, namun untuk melengkapi produk – produk Pertamina agar masyarakat dapat memilih opsi atau alternatif suplai energi terbarukan khususnya yang membutuhkan green energi.

Saat ini, produk bahan bakar gas khususnya yang dipasarkan PGN, disebutnya menjadi salah satu opsi ideal yang dibutuhkan industri dan perusahaan, karena lebih efisien dan menghemat cost – di kisaran 10 – 20 persen dari umumnya produk BBM di pasaran.

Selain itu, konsumen industri juga dibuat nyaman karena semua infrastruktur untuk suplai gas PGN sudah disiapkan, terkecuali intalasi pipa di lokasi konsumen. “Semua infrastruktur pendukung untuk pasokan gas ini kami siapkan. Sehingga konsumen tidak terlalu repot dalam hal penyiapan fasilitas di lokasi industri,” tuturnya.

Lalu konsumen apa saja yang jadi target pasar PGN? Dedy menyebut, selain perkebunan kelapa sawit dan tambang batubara, maka peluang pasar terbuka di kawasan industri dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Bahkan ke depan, tidak tertutup kemungkinan industri seperti perhotelan, restoran hingga rumah tanggga, juga akan dilayani.

Di Pulau Jawa, lanjut dia, saat ini sudah ada sekira 46 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBBG) yang dibangun sejak tahun 2013. Awalnya, fasilitas ini disediakan untuk melayani transportasi kendaaraan (mobil) berbahan bakar gas. kedepan, tidak tertutup kemungkinan fasilitas SPBBG juga dibangun di Kaltim khususnya di dekat lokasi IKN,” tuturnya.

Ketua DPP APINDO Kaltim, M. Slamet Brotosiswoyo di kesempatan ini menyambut baik tawaran kerjasama PGN ini. Bahkan, terkait agenda acara “Internasional Conference BSP – Business Strategi Analisysis : Indonesia – Peluang Ekspot di Kalimantan Timur 2022”, dimana DPP APINDO Kaltim diundang hadir di Konferensi yang berlangsung di Kuala Lumpur Convention Center (KLCC) tanggal 27 – 29 September 2022 mendatang, Slamet mengajak pihak PGN untuk ikut serta.

“Siapa tahu, ada peluang kerjasama yang lebih luas dengan pihak pengusaha Malaysia. Sehingga PGN juga dapat menjajaki peluang ini. Apalagi, sebagian besar perkebunan sawit di Kaltim, ownernya juga dari Malaysia,” ujarnya.

Selain itu, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, lanjut Slamet, juga membuka peluang besar bagi PGN untuk terlibat. “Tentu kita akan bangga, jika kebutuhan pembangunan IKN Nusantara, salah satunya berasal dari gas PGN, yang sejatinya juga milik pemerintah,” tutupnya.(*)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *