Antrean truk masuk ke SPBU km 13 Kariangau, Balikpapan Utara
APINDOKALTIM.COM – Ketua Dewan Pimpinan Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPP Apindo) Kalimantan Timur, Slamet Brotosiswoyo meminta pemerintah segera mengatasis kelangkaan solar di Kalimantan Timur.
“Saya menyaksikan sendiri bagaimana antrean panjang pembeli solar di sejumlah SPBU. Bahkan tak sedikit sopir yang menginap untuk mendapatkan bahan bakar,” kata Slamet.
Ia menilai sudah saatnya pemerintah dan Pertamina mengatasi persoalan pasokan solar yang sudah lama terjadi di Kalimantan Timur.
Menurut Slamet, Pertamina harus transparan berapa kuota yang disalurkan di Kalimantan Timur. Di sisi lain, ia juga berharap pemerintah daerah mengusulkan kenaikan kuota solar.
“Dengan adanya berbagai proyek strategis nasional di Kalimantan Timur, tentunya kebutuhan BBM juga akan meningkat. Apakah hal ini sudah diantisipasi pemerintah dan Pertamina? saya kira mereka harus terbuka,” imbuhnya.
Slamet mengatakan, BBM merupakan kebutuhan pokok dalam mendukung proses pembangunan. Ia khawatir jika pasokan BBM tersendat, proyek Ibu Kota Nusantara juga akan terpengaruh.
Sejauh ini belum diketahui penyebab langkanya solar di Balikpapan yang kembali meningkat usai kebakaran depo Pertamina Plumpang.
Antrean truk pembeli bahan bakar solar terlihat sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang melayani penjualan solar.
Seperti di SPBU 64.761.15 Jalan Soekarno Hatta km 9 Balikpapan Utara, antrean truk berderet hingga di kanan kiri jalan. Antrean lebih parah terlihat di SPBU 64.761.19 Keluarahan Kariangau, Balikpapan Utara pada Sabtu, 11 Maret 2023. Truk-truk besar mengantre di kanan dan kiri jalan hingga 1 kilometer.
Antrean juga terlihat di SPBU 64.761.10 Jalan Soekarno Hatta km 15 Kelurahan Karang Joang Balikpapan Utara. SPBU yang berada di jalur Balikpapan-Samarinda ini terpantau tutup sekitar pukul 12.00 Wita karena kehabisan stok.
Sejumlah sopir mengaku telah mengantre cukup lama. Bahkan rela menginap untuk mendapatkan bahan bakar solar. (*)