Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie
APINDOKALTIM.COM – Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie menyebutkan ada lima investor yang berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan. Dari lima investor PLTA di Kaltara, itu, PT Kayan Hidro Energi (KHE) dinilai paling siap membangun.
Pernyataan gubernur disampaikan di Tanjung Selor, Sabtu (25/7/2020). Seperti diberitakan Kantor Berita Nasional (KBN) Antara, bahwa hingga saat ini KHE tinggal dua izin lagi untuk dimiliki, yakni pembaharuan izin penggunaan lahan kawasan hutan dan izin dari balai bendungan (izin konstruksi bendungan dan sertifikat keamanan bendungan).
Untuk membangun PLTA Kayan, PT KHE tengah dalam persiapan prakonstruksi tanpa kegiatan berskala besar. “Mereka (PT KHE) juga sudah mengucurkan sekitar Rp2 triliun untuk mengurusi percepatan realisasi proyek ini. Jadi, mereka benar-benar serius,” kata Gubernur.
PLTA Kayan, kata dia, memiliki lima proyek bendungan. PT Kayan 1 berkapasitas 900 megawatt dengan perizinan lengkap, feasibility study (FS) atau studi kelayakan selesai, analisis dampak lingkungan (amdal) selesai, dan detail engineering design (DED) juga selesai.
Lalu, PLTA Kayan 2 berkapasitas 1.200 megawatt dan PLTA Kayan 3 berkapasitas 1.800 megawatt sudah memiliki izin lokasi, FS dan amdal selesai, serta DED berprogress 50 persen.
Untuk PLTA Kayan 4 kapasitas 1.800 megawatt dan PLTA Kayan 5 kapasitas 3.300 megawatt, menurut dia, juga sudah memiliki izin lokasi, FS dan amdal selesai, serta DED berprogress 20 persen.
Dari 27 item perizinan, KHE sudah menyelesaikan kewajibannya sebanyak 25 item perizinan. Semua itu dimulai sejak 2011 hingga saat ini. Di Kaltara, sedianya ada lima sungai yang berpotensi untuk dibangun PLTA.
Persebaran kelima sungai itu, yakni di Kabupaten Nunukan ada dua sungai (Sungai Sembakung dan Sungai Sebuku), Bulungan ada satu sungai (Sungai Kayan), dan Malinau ada dua sungai (Sungai Mentarang dan Sungai Malinau).
“Untuk Sungai Sembakung di Nunukan, investornya adalah PT Hanergi Power Indonesia dengan rencana kapasitas PLTA 250 megawatt dan capaian kerjanya adalah berproses izin lingkungan,” kata Irianto.
Sungai Mentarang di Malinau dengan investor PT Kalimantan Electricity yang berencana membangun PLTA berkapasitas 7.600 megawatt atau 3.430 megawatt. Progres kinerjanya adalah proses izin lokasi dan izin lingkungan atau amdal.
Di sungai yang sama, lanjut dia, juga ada minat investasi dari Hyundai Engineering untuk membangun PLTA 300 megawatt yang masih dalam tahap memorandum of understanding (MoU).