Surya Biru Murni mengirimkan sejumlah tabung oksigen ke rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Balikpapan.

APINDOKALTIM.COM – Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalimantan Timur, Slamet Brotosiswoyo mengajak para pengusaha untuk bergotong-royong mengatasi kebutuhan tabung oksigen. Sejak awal bulan ini, kebutuhan oksigen medis di rumah sakit meningkat, sehingga kebutuhan ikut naik.

“Bagi perusahaan, baik anggota Apindo maupun bukan, masri kita bantu pemerintah dengan meminjamkan tabung oksigen yang mereka miliki kepada anggota kami untuk diisi oksigen dan diserahkan kepada pemerintah,” kata Slamet Brotosiswoyo yang biasa disapa SBS.

Tabung yang ada, selanjutnya akan di-treatment oleh dua perusahaan anggota Apindo, yaitu PT Surya Biru Murni Acetylene (SBM) dan PT Samator sebelum disalurkan ke pemerintah. “SBM sudah menyatakan akan memberikan oksigen secara gratis kepada pemerintah, namun memiliki keterbatasan tabung oksigen. Jadi, bagi perusahaan di Balikpapan yang memiliki tabung, bisa kiranya dipinjamkan, agar dapat diisi untuk memenuhi kebutuhan saudara-saudara kita yang membutuhkan,” imbuh SBS.

Ketua Apindo telah berkomunikasi dengan Walikota Balikpapan Rahmad Mas’ud selaku Ketua Satgas Penanganan COVID-19 untuk mengatasi penyediaan tabung.

Hal itu dikuatkan dengan surat Direktur Operasional PT SBM Balikpapan, Iwan Sanyoto ke Apindo Kaltim, kemarin. “Kami mengajak perusahaan besar yang mempunyai stok tabung berlebih untuk bisa meminjamkan atau menyumbang kepada kami selanjutnya tabung tersebut kami perbaiki, treatment untuk menjadi tabung oksigen medis,” kata Iwan Sanyoto. Setelah selesai digunakan, tabung-tabung itu akan dikembalikan.

Bantuan tabung oksigen ke rumah sakit oleh Surya Biru Murni.

Menurut Iwan Sanyoto, jumlah masyarakat yang datang ke SBM untuk mengisi tabung oksigen medis naik 10 kali lipat. “Di pabrik kami setiap waktu 16 jam operasi, rata-rata ada 80 orang per hari (mengisi oksigen). Naik 10 kali lipat jika dibandingkan dengan kondisi awal Juni 2021,” jelasnya.

Pekan lalu, SBM telah mengirim 10 tabung oksigen ke salah satu rumah sakit di Balikpapan. “Dikarenakan dalam beberapa hari terakhir permintaan akan oksigen medis meningkat, jadi kami berinisiatif meminjamkan tabung ke rumah sakit, agar terpenuhi kebutuhan jika meningkat tajam,” kata Sekretaris Perusahaan, Cintia Kasmiranti, seperti dirilis nomorsatukaltim.com.

Tabung oksigen berukuran 6 meter kubik itu dikirim ke salah satu rumah sakit yang menjadi pusat penanganan pasien COVID-19. Menurut Cintia, SBM turut memenuhi imbauan pemerintah yang disampaikan melalui Kemenperin tentang realokasi produksi oksigen industri ke medis.

“(Kami) sudah (melakukan realokasi), justru (saat ini) kami melaksanakan imbauan dari pemerintah pusat,” kata Cintia. Saat ini perusahaan juga tengah berupaya memenuhi permintaan dari Pertamina untuk mengalihkan tabung industri ke medis.

“Saat ini kami tengah mengambil sekitar 50 tabung eks helium RU V yang mau diubah ke medis. Dan secara parsial dikirim ke RS atau receiving RU V. Terserah mereka,” kata Cintia seperti dirilis dari nomorsatukaltim.com.

Ia berharap dengan informasi ini, masyarakat Balikpapan dan rumah sakit tidak perlu khawatir. “Kami sebagai salah satu produsen gas oxy lokal di Balikpapan siap berjibaku bersama-sama mengatasi pandemi,” imbuhnya.

SBM yang memiliki pusat produksi di Batakan, Balikpapan Timur mampu memproduksi oksigen sebesar 350 meter kubik per jam. Sebelum pandemi, 90 persen kapasitas produksi untuk industri dan 10 persen untuk medis.

Saat ini, perusahaan yang akan melantai di bursa itu, menyesuaikan permintaan oksigen sesuai dengan kebutuhan medis. “Jadi untuk kapasitasnya, tidak akan kekurangan. Hanya manajemen distribusi tabung yang harus diperhatikan. Tepat sasaran gitulah maksudnya,” ujar Cintia.

Selama darurat COVID-19, SBM menyatakan siaga selama 24 jam. Dengan situasi saat ini, SBM juga melayani pembelian oksigen secara perorangan dengan syarat melampirkan hasil PCR. SBM juga menyiapkan tabung oksigen dengan biaya deposit sebesar Rp 2 juta per tabung ukuran 6 meter kubik. “Agar supaya tepat sasaran dan tidak ada tabung yang menganggur.”

“Jangan dibisniskanlah ya, meski kami produsen gas, tapi ada sisi kemanusiaannya. Intinya saat ini ya harus membantu apa yang bisa kami lakukan, akan kami lakukan semaksimal mungkin,” pungkasnya. [***]

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *