DAYA TARIK : Yani foto bersama Isteri Ketua Apindo Kaltim di depan stand pamerannya.
Dewan Pimpinan Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPP APINDO) Kalimantan Timur, melakukan misi muhibah ke Kuala Lumpur Malaysia, 26 – 30 September 2022. Mengikuti event “Internasional Conference BSP – Business Strategi Analisysis : Indonesia – Peluang Ekspor 2022”, yang berlangsung di Matrade Exhibition & Convention Center Kuala Lumpur, ada banyak cerita menarik yang patut disimak. Berikut lanjutan laporan media apindokaltim.com, yang mengikuti event tersebut.
BERAGAM produk UKM Malaysia mewarnai event yang dihelat pihak Axon Consultancy Sd. Bhd – sebuah perusahaan yang beroperasi di bidang konsultasi, pelatihan dan aktivitas konferensi atau seminar ini.
Berkebaya dan tampak anggun, sepintas tak ada yang mengira perempuan warga Negara Malaysia ini berdarah Indonesia. Ayahnya dari Lombok dan ibu dari Bandung Jawa Barat. Namun, bersama orang tua, dia kini tinggal dan menjadi warga Negara Malaysia. Tidak heran, selain bahasa melayunya cukup fasih, Yani tidak segan menyapa rombongan dari Indonesia, termasuk Kaltim.
Bernama lengkap Popon Heryani binti Azhar akrab disapa Yani, perempuan berhijab itu ikut meramaikan pameran produk Usaha Kecil Menengah (UKM) Malaysia di ajang ini. Ia tidak sendiri, namun bersama sejumlah pelaku UKM Malaysia lainnya, yang tampil dengan beragam produk. Mulai produk makanan dan minuman, parfum berkelas, produk makanan bayi, produk kesehatan, produk kecantikan, hingga produk kayu gaharu dan media.
Yani sendiri, hadir dengan beragam produk berlabel “Tuuu…Dia Pak Tam”, produksi Perusahaan Pak Tam Katering Sdn Bhd. Mulai The Tarik, aneka jenis kopi (white coffee dan black coffee), hingga roti, mie rebus dan makanan kemasan lainnya. “Kami memang ikut meramaikan ajang ini. Harapannya, produk Pak Tam bisa lebih dikenal luas dan kami siap bekerjasama untuk pemasarannya di Indonesia,” kata Yani yang menjabat Business Development Executive Pak Tam Katering Sdn Bhd.
Perusahaan Pak Tam, dikenal luas dan menjadi favorit warga Malaysia dalam hal produk makanan selama 34 tahun, melayani sekira 8 juta pelanggan sejak tahun 1986. “Ada sekira 300 lebih orang yang bekerja di perusahaan Pak Tam.
Sementara Muhammad Ali Topan, Owner Voorkant Perfume, The Pride of Malaysia, hadir dengan parfum natural organik dan halal, yang mendapatkan pengesahan dari JAKIM Malaysia dan disahkan aman digunakan oleh SIRIM Malaysia – Syarikat atau lembaga milik Kerajaan Malaysia, berupa standars & industrial research intitute of Malaysia.
Ali, pemuda kelahiran Medan juga sudah menjadi warga negara Malaysia. Bersama kawan-kawan dan komunitasnya pecinta parfum atau wangi-wangian, mereka melakukan banyak riset dan penelitian tentang produk parfum, baik merek atau brand lokal Malaysia, maupun parfum impor. “Kami akhirnya sukses melahirkan produk parfum khas berbahan baku organik, bukan kimia. Sehingga, selain halal, parfum kami dijamin aman bagi konsumen, khususnya dalam hal sensitifitas penggunaan di kulit manusia,” ujar Owner Voorkant Perfume ini.
Kelebihan parfum Voorkant ini, terang Ali, selain tahan hingga 18 jam, bahan bakunya tidak ada satupun memakai kimia, seperti alkohol dan lainnya. “Jadi, selain aman, juga halal dan cocok digunakan mayoritas warga Malaysia yang beragama Islam,” ujarnya.
Dia juga siap bekerjasama dengan mitra di Indonesia untuk memasarkan produk parfum ini. “Kami sudah punya cabang di Medan. Namun, pola pemasarannya lebih banyak online,” tutur Ali, yang mendapat tawaran membuka cabang di Provinsi Riau dalam waktu dekat.
Produk UKM Malaysia lainnya yang banyak menyita perhatian, adalah celana khitan untuk anak-anak dan dewasa. Meski sempat menjadi bahan “candaan”, produk ini justru banyak membantu anak-anak dan orang dewasa yang habis dikhitan. “Di Indonesia, umumnya kita habis khitan memakai sarung. Tapi, dengan produk celana khitan ini, sepertinya cocok digunakan anak-anak, karena di tengah celana dipasang alat elastis sejenis corong, agar anak-anak nyaman dan tidak kesakitan usai dikhitan,” ucap Ketua DPP Apindo Kaltim M. Slamet Brotosiswoyo.
NETWORKING DIGITAL
Anwar Sadat, Ketua Asosiasi Perusahaan Industri Kariangau (APIK) yang juga pengurus DPP Apindo Kaltim yang ikut dalam muhibah ke Malaysia ini mengungkapkan, sejatinya produk UKM Indonesia, khususnya di Kaltim tidak kalah dengan Malaysia.
Hanya saja, kata dia, produk UKM Malaysia unggul dari sisi kemasan dan pola pemasaran yang memanfaatkan jaringan (networking) dan digital (online). Selain itu, umumnya pelaku UKM Malaysia juga anak muda. Karenanya tidak heran, beragam produk UKM Malaysia, kini tidak hanya dipasarkan di Negeri Jiran sendiri, tapi sudah skala ekspor ke mancanegara, termasuk ke Indonesia.
“Kelebihan lainnya, anak muda Malaysia pelaku UKM ini, juga bekerja sebagai trader. Sehingga, fungsinya tidak hanya memasarkan produk sendiri, tapi juga produk dari negara lain dengan memanfaatkan teknologi digital dan jaringan antar negara,” ucapnya.
Saat berbicara di depan konferensi di Matrade Convention & Exhibition Center, Atase Perdaganngan Kedubes Republik Indonesia di Kuala Lumpur Malaysia, Deden Muhammad Fajar Shiddiq mengatakan, saat ini pemerintah Malaysia telah membebaskan izin ekspor untuk produk UKM makanan dan minuman dari Indonesia. “Kondisinya memang berbeda dengan di Indonesia, yang masuk komplek untuk impor produk makanan dan minuman dari luar,” kata Deden.
Karena itu, tegas Deden, terbuka peluang besar bagi produk UKM dari Indonesia untuk masuk dan dipasarkan ke Malaysia. Tentu saja, semua produk dikemas dengan baik dan secara kualitas dijamin dengan baik. (*/bersambung)