Anak usaha perusahaan tambang batu bara, Bayan Rources, PT Fajar Sakti Prima (FSP) berencana membangun jalan tambang dan aksesibilitas masyarakat. Dalam pertemuan dengan perwakilan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Kamis (25/6), perusahaan akan membangun jalan sepanjang 100 km.

Rencana itu segera dibahas Pemprov Kaltim dengan mempersiapkan naskah kesepakatan bersama. Kepala Biro Humas Setdaprov Kaltim, Muhammad Syafranuddin usai memimpin rapat pembahasan kesepakatan bersama (MoU), menerangkan niatan PT FSP disambut baik Pemprov Kaltim karena menguntungkan Pemda dan masyarakat.

“Naskah kesepakatan bersama yang dibahas bersama dengan OPD teknis ini, terkait pembangunan jalan tambang dan aksesibilitas masyarakat yang akan dibangun PT FSP sepanjang 100 km yang menghubungkan Kutai Barat dengan Kutai Kartanegara,” dalam keterangan resmi.

Disebutkan, jalan yang dibangun lebarnya 70 meter ini nantinya dibangun jalan khusus masyarakat, sehingga masyarakat sekitar daerah operasi FSP tidak terganggu dengan aktifitas perusahaan.

Dalam suratnya, kata jubir Pemprov Kaltim ini, FSP membangun jalan dari Muara Pahu (Kutai Barat) ke Tabang (Kutai Kartanegara). Jalan tambang yang dibuat untuk pengangkutan batubara dari Tabang ke Muara Pahu.

“Jalan yang dibangun PT FSP nanti bernilai Rp2,9 triliun dan proyek besar yang memberi dampak langsung kepada masyarakat dan daerah rencananya mulai digarap pertengahan Agustus mendatang,” sebut Ivan yang saat memimpin rapat bersama Kepala Birto Infrastruktur dan SDA Lisa Hasliani.

Dijelaskan, usai kesepakatan bersama ditandatangani Gubernur Kaltim Isran Noor dan Dirut PT FSP Dato DR Low Tuck Kwong, segera ditindaklanjuti dengan perjanjian kerjasama antara PT FSP dengan OPD terkait seperti Dinas PUPR Kaltim, Pemkab Kukar serta Pemkab Kubar. “Untuk pembangunan jalan sepanjang 100 km itu, PT FSP sudah mempunyai studi kelayakan termasuk Amdal,” bebernya.

Siapa Low Tuck Kwong?

Dikenal sebagai raja batubara, Low Tuck Kwong kelahiran Singapura adalah pendiri Bayan Resources, sebuah perusahaan pertambangan batubara di Indonesia. Dia juga mengendalikan perusahaan pelayaran Singapura, Manhattan Resources dan memiliki kepentingan dalam The Farrer Park Company, Samindo Resources dan Voksel Electric.

Low mendukung SEAX Global, yang membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia dan Malaysia. Low bekerja untuk perusahaan konstruksi ayahnya di Singapura di usia dua puluhan dan kemudian pindah ke Indonesia pada tahun 1972 untuk kesempatan yang lebih baik. Low berkembang sebagai kontraktor bangunan tetapi mendapatkan ‘jackpot’ setelah membeli tambang pertamanya pada tahun 1997.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *