Ekonomi Kaltim tumbuh meski melambat. BI sarankan industri hilir dan investasi hijau.
APINDOKALTIM.COM – Industri hilir dan ekonomi hijau di Kalimantan Timur menjadi potensi investasi baru. Hal itu untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi. Berdasarkan rilis Bank Indonesia Kaltim, eonomi daerah ini Triwulan I / 2020 tumbuh positif 1,27% (yoy). Meskipun lebih lambat dibandingkan periode sebelumnya, namun capaian tersebut relatit lebih baik di tengah merebaknya Covid-19, dibandingkan beberapa provinsi lain yang mengalami kontraki.
Memasuki Juni 2020, keyakinan masyarakat ternadap ekonomi kaltim mulai membaik sebagaimana terihat dari peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen dalam Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur.
Sebagai provinsi dengan kontribusi ekonomi terbesar di Pulau Kalimantan, dinamika Kaltim secara langsung akan mempengaruhi perekonomian Kalimantan. Ketergantungan terhadap lapangan usaha pertambangan menjadikan kemampuan fiskal Kaltim turut bergerak senada dengan pertorma tambang.
Padahal, batubara maupun Crude Palm Oil (CPO) Kaltim cukup potensial untuk dikembangkan lebih lanjut dalam rangka mendukung perekonomian yang lebih resilien melalui industri turunannya PO harus terus dikembangkan hingga produk turunanya seperti B30 dan industri makanan.
Begitu juga dengan batubara, minyak, dan gas sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, harus diperpanjang rantai industrinya melalui hilirisasi investasi yang mulai masuk ke Kaltim juga harus diarahkan kepada industri turunan dan green industry.
Lokasi Geograti Kalimantan Timur membuka peluang untuk terciptanya green industry seperti pengolahan mineral, gasitikasi batubara, ataupun pengolan biodiesel, hingga energi bersih untuk menunjang ibu kota negara.
Di tingkat nasional Pemerintah Pusat memiliki rencana untuk mengembangkan PLIA di selurun lndonesia sehingga pengembangan green industry memiliki prospek yang cukup baik.
Kalimantan limur memilki 5 lokasi potensial investasi hydro dengan kapasitas total sebesar 1,1 GW. Disamping fokus untuk menggalalakkan potensi investasi, persiapan Sumber Daya Manusia (SDM) juga memegang peranan penting dalam keberlanjutan industri.
“Untuk itu, perlu persiapan sejak dini kapasitas SDM lokal sehingga nantinya sudah siap untuk menjadi agen penerima transfer ilmu,” kata Kepala Perwakilan BI Kaltim, Tutuk SH Cahyono.
Dipilihnya Sepaku dan Samboja menjadi lokasi Ibu Kota Negara baru(IKN). Juga nantinya akanmempengaruni struktur ekonomi Kaitim secara keselurunan. Tentunya akan menjadi daya tarik pembangunan IKN menjadi wewenang pemerintah pusat tetapi Kaltim terus mempersiapkan fasilitas, konektivitas, serta industri sehingga nantinya pergerakan ekonomi juga dapat dirasakan di wilayah lain kalimantan limur.